1. Evaluasi
Menurut
pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation
yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily:
1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of
delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision
alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan,
memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu
alternatif keputusan.
Evaluasi
adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif,
sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif.
Pada
hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan
kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Evaluasi adalah suatu
proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan
evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti,
sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah
evaluasi. Membahas tentang evaluasi berarti mempelajari bagaimana proses
pemberian pertimbangan mengenai kualitas sesuatu.
2. Tujuan evaluasi adalah
untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama yang berkenaan dengan
“nilai dan arti”.
· Pemberian nilai dilakukan apabila seorang evaluator
memberikan pertimbangannya mengenai evaluan tanpa menghubungkannya dengan
sesuatu yang bersifat dari luar. Jadi, pertimbangan yang diberikan sepenuhnya
berdasarkan apa evaluan itu sendiri.
· Arti, berhubungan dengan posisi dan peranan evaluasi
dalam suatu konteks tertentu.
3. Dalam proses evaluasi
harus ada pemberian pertimbangan (judgement) yang merupakan konsep dasar dari
evaluasi. Melalui pertimabangan inilah ditentukan nilai dan arti/makna dari
sesuatu yang dievaluasi.
4. Pemberian pertimbangan
tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria tertentu. Tanpa
kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu
proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria ini penting
dibuat oleh evaluator dengan pertimbangan:
· Hasil evaluasi dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
· Evaluator lebih percaya
diri.
· Menghindari adanya unsur
subjektivitas.
· Memungkinkan hasil evaluasi akan sama, sekalipun dilakukan pada waktu
dan orang yang berbeda.
· Memberikan kemudahan bagi
evaluator dalam melakukan penafsiran hasil evaluasi.
2. Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besaran,
dimensi,
atau kapasitas,
biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran.
Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik,
tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa
dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian,
atau kepercayaan konsumen.
Pengertian lain, pengukuran adalah
membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai
satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut
besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut
satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama
atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang
digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang
yang berlainan disebut satuan tidak baku.
Mengukur
adalah membandingkan suatu besaran yang
diukur dengan alat ukur. Misalnya:
1.Mengukur panjang meja dengan jengkal. Artinya membandingkan panjang meja dengan panjang jengkal.
1.Mengukur panjang meja dengan jengkal. Artinya membandingkan panjang meja dengan panjang jengkal.
2.Mengukur
panjang papan tulis dengan mistar. Artinya membandingkan panjang
papan tulis dengan panjang mistar.
3.Mengukur
massa beras dengan kilogram. Artinya membandingkan massa beras dengan massa
satu kilogram
3. Tes
Tes
adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang
individu atau objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus
dirancang secara khusus. Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang
digunakan, jenis pertanyaan, rumusan pertanyaan yang diberikan, dan pola
jawabannya harus dirancang menurut kriteia yang telah ditetapkan. Demikian juga
waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta pengadministrasian tes
juga dirancang secara khusus. Selain itu aspek yang diteskanpun terbatas.
Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes dengan tes yang lain.
Tes ini dapat berupa pertanyaan tertulis, wawancara, pengamatan tentang unjuk
kerja fisik, checklist, dan lain-lain.
Beberapa Pengertian Tes
Tes adalah pengukuran terencana
yang dipakai guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi para siswanya untuk
memperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannya dengan tujuan yang telah
ditentukan (James S Cangelosi, 1995 : 21)
Tes adalah suatu cara untuk
mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang
harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu
nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan
dengan nilai yang dicapai oleh anak-nak lain atau standar yang ditetapkan
(Wayan Nurkencana:25)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar