Selasa, 24 April 2012

IDENTIFIKASI BAKAT CABANG BOLA VOLI


Identifikasi bakat dalam olahraga tim lebih sulit dari pada cabang olahraga yang lain seperti bersepeda, renang, dll. Bakat dalam definisi tertentu merupakan sebuah kemampuan yang secara genetik ditransmisikan atau diwariskan sehingga merupakan bawaan dan potensi dari dalam seseorang.
Mengidentifikasi bakat untuk olahraga permainan pada usia dini tidak mungkin dilakukan secara mekanistik atau unidisipliner. Sukses identifikasi harus diikuti dengan seleksi secara formal program untuk mengembangkan kemampuan bermain dan pendekatan, pada intinya, mereka muncul dari kelas pendidikan jasmani yang kemudian program dirancang sebagai secara intensif oleh tim pelatih.
Metode Pengenalan Bakat
Berbagai macam metode yang dapat dipergunakan untuk mengenal bakat seseorang, tetapi pada prinsipnya ada dua metode yang paling mendasar untuk perlu kita ketahui sebagai teacher physical education sebagai berikut:
1.      Seleksi alamiah; seleksi ini dianggap sebagai pendekatan normal dengan cara alamiah dalam mengembangkan kemampuan seorang atlet dalam olahraga. Mengasumsikan bahwa seorang atlet yang mendaftar pada cabang tertentu sebagai hasil dari pengaruh local (tradisi sekolah, keinginan orang tua, atau teman seusia). Sehingga evolusi kemampuan seorang atlet ditentukan oleh seleksi alamiah yang tergantung pada berbagai factor, individual, kebetulan seorang atlet mengambil cabang yang sesuai dengan bakatnya. Karena itu sering terjadi perkembangan kemampuan atlet sangat lambat, diakibatkan karena pemilihan cabang olahraga yang tidak sesuai.
2.      Seleksi ilmiah; adalah suatu metode yang digunakan pelatih dalam memilih anak-anak prospektif yang telah menunjukkan kemampuan alami pada cabang olahraga tertentu. Jadi dibandingkan dengan individu yang diidentifikasi melalui metode alamiah, waktu untuk mencapai tingkat kemampuan yang tinggi bagi mereka yang terseleksi secara ilmiah lebih pendek. Untuk cabang-cabang olahraga yang membutuhkan tinggi atau berat tertentu (bola basket, sepakbola, mendayung, cabang-cabang lempar) seleksi ilmiah sangat dianjurkan. Hal yang sama pada cabang yang membutuhkan kecepatan, waktu reaksi, koordinasi dan tenaga (judo, sprint, hokey, cabang-cabang lompat pada atletik) . Dengan bantuan ilmuan olahraga, kualifikasi tersebut dapat terdeteksi. Sebagai hasil dari tes ilmiah, individu-individu yang berbakat terseleksi secara ilmiah atau diarahkan pada cabang olahraga yang sesuai.
3.      Flag sistem; adalah metode dimana penjaringan atlet dilakukan jika ada atlet yang kelihatan berprestasi, langsung diambil untuk dibina.
INDIKATOR ATAU PRINSIP DALAM PENCARIAN BAKAT BOLA VOLI:
1.    Memiliki latar belakang multi-olahraga.
2. Memiliki tingkat tinggi dukungan orangtua.
3. Apakah tugas tinggi yang berorientasi.
4. Apakah kreatif & beradaptasi (berkaitan dengan kerjasama dengan tim).
5. Merespon dengan cepat tantangan-tantangan baru.
6. Mengik dambil risiko dengan ide-ide.

JENIS TES FISIK DALAM IDENTIFIKASI BAKAT CABOR BOLA VOLI
:
A.    Maksimum pengujian kekuatan otot (muscular). Jika Anda ingin diperbaiki teknik untuk latihan dan mengembangkan basic kekuatan yang solid, hal ini dapat dilakukan dengan tes max kekuatan untuk menentukan yang terbaik untuk program latihan bola voli. Tes kekuatan otot maksimal melibatkan penentuan 1 RM atlet.1 RM (1 Rep Mak) mencerminkan jenis kemampuan dinamis yang diperlukan untuk olahraga dan tes yang paling populer untuk mengukur kekuatan otot maksimal.
B.      Pengujian daya maksimal otot (muscular). Tes anaerobik daya otot adalah tes kekuatan dan daya tahan yang sangat pendek durasi waktu pelaksanaannya yang menghasilkan daya tinggi, dan dilakukan dengan cara menggunakan gerakan yang cepat. Contoh pengujian ini antara lain: latihan peledak, tes melompat vertikal, atau sprint pendek semua metode umum untuk pengujian kekuatan otot.
C.     Pengujian kapasitas anaerobik. Kapasitas anaerobik adalah tingkat maksimal produksi energi oleh gabungan phosphagen dan sistem asam laktat energi untuk aktivitas dengan durasi yang relatif lama. tes kapasitas anaerobik biasanya terdiri dari latihan fisik selama 30 sampai 90 detik pada upaya maksimal.
D.    Pengujian local muscular endurance. Sebuah tes untuk daya tahan otot lokal adalah den gan melakukan latihan secara terus-menerus selama beberapa detik hingga beberapa menit tanpa diselingi waktu istirahat. Kemungkinan lokal tes ketahanan otot adalah jumlah maksimal melakukan pengulangan push-up latihan. Juga, melakukan latihan resistance training menggunakan beban tetap merupakan metode umum pengujian.
E.     Kapasitas aerobik tes. Kapasitas aerobik adalah volume maksimal oksigen yang dapat digunakan sebagai energi oleh otot-otot seorang atlet selama latihan. Kapasitas Aerobik umumnya diukur dengan melakukan kegiatan daya tahan aerobik seperti lari jarak jauh.
F.      Agility Tes. Kelincahan dalam T-Test umumnya mencerminkan kemampuan (otot) seseorang untuk melakukan gerakan yang eksplosif, perubahan arah, dan akselerasi kecepatan.
G.  Tes Kecepatan. Kecepatan tes biasanya dilakukan dengan melakukan sprint sampai pada usaha habis-habisan untuk mencapai kecepatan maksimum. Sprint harus menempuh jarak kurang dari 200 meter karena jarak yang lebih jauh akan lebih mengarah kepada peningkatan atau pun pengujian kapasitas anaerobik atau aerobik daripada kecepatan maksimum.

Strategi dan Tahap Identifikasi Bakat
Bakat seseorang dalam olahraga merupakan kemampuan yang dihubungkan dengan sikap dan bentuk badan seseorang. Dalam melaksanakan pemanduan bakat dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1) melakukan analisis lengkap dari fisik dan mental sesuai dengan karakteristik cabang olahraga, (2) melakukan seleksi pemanduan khusus dengan menggunakan instrumen dari cabang olahraga yang bersangkutan, (3) melakukan seleksi berdasarkan karakteristik antropometrik dan kemampuan fisik, serta disesuaikan dengan tahapan perkembangan fisik, (4) mengevaluasi berdasarkan data yang komprehensif dengan memperhatikan setiap anak terhadap olahraga di dalam dan luar sekolah.
Pengenalan bakat yang komprehensif tidak bisa dilakukan dengan cepat, melainkan membutuhkan beberapa tahun dengan tahapan sebagai berikut:
a.         Tahap Pertama
Dalam banyak hal dimulai pada masa pra-pubertas (3 - 10 tahun). Tahap ini didominasi oleh pemeriksaan kesehatan, perkembangan fisik secara umum, dan dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan tubuh atau penyakit. Porsi biometric pada tahap ini difokuskan pada tiga hal (1) menemukan kelainan fisik yang dapat membatasi usaha atlet dalam olahraga, (2) menentukan tingkat perkembangan fisik atlet melalui cara yang sederhana seperti perbandingan antara tinggi dan berat badan, (3) mendeteksi kemungkinan genetic yang dominan (tinggi) sehingga anak dapat diarahkan pada cabang yang akan menjadi spesialisasinya pada usia selanjutnya.
Mempertimbangkan bahwa usia awal pada tahap ini telah selesai yang hanya memberikan para penguji informasi umum dari seorang anak. Keputusan yang definitive masih terlalu dini, sebab pertumbuhan dan perkembangan dinamik kandidat masih belum dapat dipastikan. Meskipun untuk cabang-cabang tertentu seperti berenang, senam yang mana latihan komprehensifnya telah dimulai pada usia dini. Dengan demikian tahap pertama identifikasi bakat ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti.
a.         Tahap Ke dua
Dilakukan selama dan setelah masa pubertas (9 – 10 thn) untuk senam, dan berenang, (10 – 15thn) untuk gadis dan (10 – 17thn) untuk anak laki-laki pada cabang olahraga lain (Dragan, 1979) . Hal ini merupakan tahap yang paling penting dalam seleksi, tahap ini dilakukan pada remaja yang telah berpengalaman dalam latihan yang terorganisir. Propovici (1979) menetapkan untuk cabang olahraga lempar, rowing, gulat, angkat berat yaitu bahu lebar dengan kekuatan dapat dikembangkan, dan pada saat berumur 15 tahun anak perempuan harus memiliki biacromial diameter 38cm dan anak laki-laki 18 tahun harus mempunyai 46cm. Juga diakui bahwa panjang kaki dan lengkungannya sangat penting dalam beberapa cabang olahraga (kaki datar terbatas pada jumping, mengguling, dan berlari). Kelainan bentuk anatomi dan fisiologi atau ketidakcukupan genetic harus menjadi elemen yang penting dalam identifkasi bakat.
b.        Tahap Ketiga
Utamanya memperhatikan kandidat tim nasional, harus dilakukan dengan teliti, dapat dipercaya dan sangat berhubungan dengan spesifikasi dan sesuai kebutuhan dari olahraga. Diantara factor utama seseorang harus diperiksa; kesehatan, adaptasi psikologi untuk latihan dan bersaing kemampuan untuk mengatasi stress dan paling penting potensinya untuk mengembangkan performance yang lebih tinggi.
Penilaian obyektif di atas difasilitasi dengan tes medis, logika dan latihan secara berkala. Data dari tes tersebut harus dicatat dan dibandingkan untuk mengillustrasikan dinamisasi dari fase primary hingga akhir karier. Untuk setiap test, model yang optimal harus didirikan dan setiap individu dibandingkan dengan model tersebut, hanya kandidat yang sangat bagus dimasukkan dalam tim nasional.
Kriteria untuk identifikasi bakat, termasuk tes standarisasi dan model yang optimal harus menjadi spesifik. Dalam banyak olahraga terutama yang membutuhkan endurance atau kerja yang tinggi secara krusial seleksi akhir tidak hanya berdasarkan kapasitas kerja atlet, tapi juga atas kemampuan tubuh untuk kembali segar antara sesi latihan.

Berikut adalah alternatif untuk mengidentifikasi bakat dilihat dari postur tubuh atlet:
Bolavoli
(a) tinggi, lengan panjang, diamater bi-acromial lebar, (b) apasitas aerobik dan anaerobic tinggi, (c) ketahanan terhadap rasa lelah dan stress, (d) pemikiran taktis dan semangat kerjasama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar