Identifikasi bakat dalam olahraga tim lebih sulit dari
pada cabang olahraga yang lain seperti bersepeda, renang, dll. Bakat dalam
definisi tertentu merupakan sebuah kemampuan yang secara genetik ditransmisikan
atau diwariskan sehingga merupakan bawaan dan potensi dari dalam seseorang.
Mengidentifikasi bakat untuk olahraga permainan pada
usia dini tidak mungkin dilakukan secara mekanistik atau unidisipliner. Sukses
identifikasi harus diikuti dengan seleksi secara formal program untuk
mengembangkan kemampuan bermain dan pendekatan, pada intinya, mereka muncul
dari kelas pendidikan jasmani yang kemudian program dirancang sebagai secara
intensif oleh tim pelatih.
Metode
Pengenalan Bakat
Berbagai macam
metode yang dapat dipergunakan untuk mengenal bakat seseorang, tetapi pada
prinsipnya ada dua metode yang paling mendasar untuk perlu kita ketahui sebagai
teacher physical education sebagai berikut:
1. Seleksi alamiah; seleksi ini dianggap sebagai pendekatan normal
dengan cara alamiah dalam mengembangkan kemampuan seorang atlet dalam olahraga.
Mengasumsikan bahwa seorang atlet yang mendaftar pada cabang tertentu sebagai
hasil dari pengaruh local (tradisi sekolah, keinginan orang tua, atau teman
seusia). Sehingga evolusi kemampuan seorang atlet ditentukan oleh seleksi
alamiah yang tergantung pada berbagai factor, individual, kebetulan seorang
atlet mengambil cabang yang sesuai dengan bakatnya. Karena itu sering terjadi
perkembangan kemampuan atlet sangat lambat, diakibatkan karena pemilihan cabang
olahraga yang tidak sesuai.
2. Seleksi ilmiah; adalah suatu metode yang digunakan pelatih dalam
memilih anak-anak prospektif yang telah menunjukkan kemampuan alami pada cabang
olahraga tertentu. Jadi dibandingkan dengan individu yang diidentifikasi
melalui metode alamiah, waktu untuk mencapai tingkat kemampuan yang tinggi bagi
mereka yang terseleksi secara ilmiah lebih pendek. Untuk cabang-cabang olahraga
yang membutuhkan tinggi atau berat tertentu (bola basket, sepakbola, mendayung,
cabang-cabang lempar) seleksi ilmiah sangat dianjurkan. Hal yang sama pada
cabang yang membutuhkan kecepatan, waktu reaksi, koordinasi dan tenaga (judo,
sprint, hokey, cabang-cabang lompat pada atletik) . Dengan bantuan ilmuan
olahraga, kualifikasi tersebut dapat terdeteksi. Sebagai hasil dari tes ilmiah,
individu-individu yang berbakat terseleksi secara ilmiah atau diarahkan pada
cabang olahraga yang sesuai.
3. Flag sistem; adalah metode dimana penjaringan atlet
dilakukan jika ada atlet yang kelihatan berprestasi, langsung diambil untuk
dibina.
INDIKATOR
ATAU PRINSIP DALAM PENCARIAN BAKAT BOLA VOLI:
1. Memiliki latar belakang multi-olahraga.
2.
Memiliki tingkat tinggi dukungan orangtua.
3.
Apakah tugas tinggi yang berorientasi.
4.
Apakah kreatif & beradaptasi (berkaitan dengan kerjasama dengan tim).
5.
Merespon dengan cepat tantangan-tantangan baru.
6.
Mengik dambil risiko dengan ide-ide.
JENIS TES FISIK DALAM IDENTIFIKASI BAKAT CABOR BOLA VOLI:
A. Maksimum pengujian kekuatan otot (muscular). Jika Anda ingin
diperbaiki teknik untuk latihan dan mengembangkan basic kekuatan yang solid, hal ini dapat dilakukan dengan tes max kekuatan
untuk menentukan yang terbaik untuk program latihan bola voli. Tes kekuatan otot
maksimal melibatkan penentuan 1 RM atlet.1 RM (1 Rep Mak) mencerminkan jenis
kemampuan dinamis yang diperlukan untuk olahraga dan tes yang paling populer
untuk mengukur kekuatan otot maksimal.
B. Pengujian daya maksimal otot
(muscular). Tes anaerobik daya otot adalah tes kekuatan dan daya tahan yang
sangat pendek durasi waktu pelaksanaannya yang menghasilkan daya tinggi, dan
dilakukan dengan cara menggunakan gerakan yang cepat. Contoh pengujian ini
antara lain: latihan peledak, tes melompat vertikal, atau sprint pendek semua
metode umum untuk pengujian kekuatan otot.
C. Pengujian kapasitas anaerobik. Kapasitas anaerobik adalah tingkat
maksimal produksi energi oleh gabungan phosphagen dan sistem asam laktat energi
untuk aktivitas dengan durasi yang relatif lama. tes kapasitas anaerobik
biasanya terdiri dari latihan fisik selama 30 sampai 90 detik pada upaya
maksimal.
D. Pengujian local muscular endurance. Sebuah tes untuk daya tahan otot
lokal adalah den gan melakukan latihan secara terus-menerus selama beberapa detik
hingga beberapa menit tanpa diselingi waktu istirahat. Kemungkinan lokal tes
ketahanan otot adalah jumlah maksimal melakukan pengulangan push-up latihan.
Juga, melakukan latihan resistance training menggunakan beban tetap merupakan
metode umum pengujian.
E. Kapasitas aerobik tes. Kapasitas aerobik adalah volume maksimal
oksigen yang dapat digunakan sebagai energi oleh otot-otot seorang atlet selama
latihan. Kapasitas Aerobik umumnya diukur dengan melakukan kegiatan daya tahan
aerobik seperti lari jarak jauh.
F. Agility Tes. Kelincahan dalam T-Test umumnya mencerminkan kemampuan
(otot) seseorang untuk melakukan gerakan yang eksplosif, perubahan arah, dan
akselerasi kecepatan.
G. Tes Kecepatan. Kecepatan tes biasanya dilakukan dengan melakukan
sprint sampai pada usaha habis-habisan untuk mencapai kecepatan maksimum.
Sprint harus menempuh jarak kurang dari 200 meter karena jarak yang lebih jauh
akan lebih mengarah kepada peningkatan atau pun pengujian kapasitas anaerobik
atau aerobik daripada kecepatan maksimum.
Strategi
dan Tahap Identifikasi Bakat
Bakat seseorang dalam olahraga merupakan kemampuan yang
dihubungkan dengan sikap dan bentuk badan seseorang. Dalam melaksanakan
pemanduan bakat dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1) melakukan
analisis lengkap dari fisik dan mental sesuai dengan karakteristik cabang
olahraga, (2) melakukan seleksi pemanduan khusus dengan menggunakan instrumen
dari cabang olahraga yang bersangkutan, (3) melakukan seleksi berdasarkan
karakteristik antropometrik dan kemampuan fisik, serta disesuaikan dengan
tahapan perkembangan fisik, (4) mengevaluasi berdasarkan data yang komprehensif
dengan memperhatikan setiap anak terhadap olahraga di dalam dan luar sekolah.
Pengenalan bakat yang komprehensif tidak bisa dilakukan
dengan cepat, melainkan membutuhkan beberapa tahun dengan tahapan sebagai
berikut:
a.
Tahap Pertama
Dalam banyak hal dimulai pada masa pra-pubertas (3 - 10
tahun). Tahap ini didominasi oleh pemeriksaan kesehatan, perkembangan fisik
secara umum, dan dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan tubuh atau
penyakit. Porsi biometric pada tahap ini difokuskan pada tiga hal (1) menemukan
kelainan fisik yang dapat membatasi usaha atlet dalam olahraga, (2) menentukan
tingkat perkembangan fisik atlet melalui cara yang sederhana seperti
perbandingan antara tinggi dan berat badan, (3) mendeteksi kemungkinan genetic
yang dominan (tinggi) sehingga anak dapat diarahkan pada cabang yang akan
menjadi spesialisasinya pada usia selanjutnya.
Mempertimbangkan bahwa usia awal pada tahap ini telah selesai yang hanya memberikan para penguji informasi umum dari seorang anak. Keputusan yang definitive masih terlalu dini, sebab pertumbuhan dan perkembangan dinamik kandidat masih belum dapat dipastikan. Meskipun untuk cabang-cabang tertentu seperti berenang, senam yang mana latihan komprehensifnya telah dimulai pada usia dini. Dengan demikian tahap pertama identifikasi bakat ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti.
Mempertimbangkan bahwa usia awal pada tahap ini telah selesai yang hanya memberikan para penguji informasi umum dari seorang anak. Keputusan yang definitive masih terlalu dini, sebab pertumbuhan dan perkembangan dinamik kandidat masih belum dapat dipastikan. Meskipun untuk cabang-cabang tertentu seperti berenang, senam yang mana latihan komprehensifnya telah dimulai pada usia dini. Dengan demikian tahap pertama identifikasi bakat ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti.
a.
Tahap Ke dua
Dilakukan selama dan setelah masa pubertas (9 – 10 thn)
untuk senam, dan berenang, (10 – 15thn) untuk gadis dan (10 – 17thn) untuk anak
laki-laki pada cabang olahraga lain (Dragan, 1979) . Hal ini merupakan tahap
yang paling penting dalam seleksi, tahap ini dilakukan pada remaja yang telah
berpengalaman dalam latihan yang terorganisir. Propovici (1979) menetapkan
untuk cabang olahraga lempar, rowing, gulat, angkat berat yaitu bahu lebar
dengan kekuatan dapat dikembangkan, dan pada saat berumur 15 tahun anak
perempuan harus memiliki biacromial diameter 38cm dan anak laki-laki 18 tahun
harus mempunyai 46cm. Juga diakui bahwa panjang kaki dan lengkungannya sangat
penting dalam beberapa cabang olahraga (kaki datar terbatas pada jumping,
mengguling, dan berlari). Kelainan bentuk anatomi dan fisiologi atau
ketidakcukupan genetic harus menjadi elemen yang penting dalam identifkasi
bakat.
b.
Tahap Ketiga
Utamanya memperhatikan kandidat tim nasional, harus
dilakukan dengan teliti, dapat dipercaya dan sangat berhubungan dengan
spesifikasi dan sesuai kebutuhan dari olahraga. Diantara factor utama seseorang
harus diperiksa; kesehatan, adaptasi psikologi untuk latihan dan bersaing
kemampuan untuk mengatasi stress dan paling penting potensinya untuk
mengembangkan performance yang lebih tinggi.
Penilaian obyektif di atas difasilitasi dengan tes
medis, logika dan latihan secara berkala. Data dari tes tersebut harus dicatat
dan dibandingkan untuk mengillustrasikan dinamisasi dari fase primary hingga
akhir karier. Untuk setiap test, model yang optimal harus didirikan dan setiap
individu dibandingkan dengan model tersebut, hanya kandidat yang sangat bagus
dimasukkan dalam tim nasional.
Kriteria
untuk identifikasi bakat, termasuk tes standarisasi dan model yang optimal
harus menjadi spesifik. Dalam banyak olahraga terutama yang membutuhkan endurance
atau kerja yang tinggi secara krusial seleksi akhir tidak hanya berdasarkan
kapasitas kerja atlet, tapi juga atas kemampuan tubuh untuk kembali segar
antara sesi latihan.
Berikut
adalah alternatif untuk mengidentifikasi bakat dilihat dari postur tubuh atlet:
Bolavoli
(a)
tinggi, lengan panjang, diamater bi-acromial lebar, (b) apasitas aerobik dan
anaerobic tinggi, (c) ketahanan terhadap rasa lelah dan stress, (d) pemikiran
taktis dan semangat kerjasama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar